Apa Itu blockchain dan Bagaimana Cara Kerjanya
Mengenal blockchain lebih jauh beserta cara kerja blockchain dan juga tingkat keamanannya. Serta informasi terkait blockchain dan cara untuk mendapatkan blockchain tersebut.
Daftar isi
Apa itu blockchain?
Simak Penjelasan Lengkap Mengenai blockchain!
Blockchain adalah rangkaian block yang didalamnya terdiri dari 3 elemen dasar yaitu data, hash dan hash yang berasal dari hash sebelumnya. Ketiga elemen ini masuk kedalam satu buku besar (General Ledger) yang ada pada setiap blok dari blockchain tersebut, dan fungsinya untuk mengeksekusi setiap transaksi yang terjadi. Jika mendengar soal blockchain, maka akan sangat erat kaitannya dengan cryptocurrency.
Blockchain adalah aplikasi perangkat lunak yang bisa melacak data dengan menyimpannya dalam blok yang kemudian dirantai bersama secara kronologis. Blockchain sebagai bentuk tanda terima transaksi atau data yang sedang berjalan yang kemudian divalidasi dan disimpan namun dapat dilihat kapanpun kita membutuhkannya. Teknologi Blockchain dapat menjadi dasar untuk berbagai aplikasi yang berbeda-beda, seperti cryptocurrency, kontrak pintar, informasi pelacakan, dan hampir semua proses digital lainnya yang memerlukan tingkat pengamatan yang tinggi.
Meskipun banyak orang yang sudah memulai investasi di bidang mata uang kripto, tapi tidak semua investor memahami apa itu blockchain dan bagaimana cara kerja blockchain yang sesungguhnya, karena hal ini sangat berkaitan erat dengan teknologi informasi, sementara investor cryptocurrency ini berasal dari berbagai macam latar belakang yang berbeda.
Untuk memahami apa itu blockchain, sebaiknya baca artikel ini sampai habis, karena artikel ini akan membahas lebih dalam tentang blockchain dan juga bagaimana blockchain itu bekerja. Karena dengan memahami apa blockchain sebenarnya, maka kita akan lebih memahami fungsi dan manfaat teknologi blockchain sendiri untuk kehidupan kita.
1. Definisi dan Cara Kerja blockchain
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, blockchain adalah sebuah rantai block yang saling berhubungan, dirangkai dan juga didistribusikan secara bersama-sama. Setiap blockchain dibuat dengan tujuan yang berbeda-beda, oleh sebab itu teknologi yang digunakan setiap blockchain juga berbeda. Namun pada umumnya teknologi blockchain ini digunakan untuk menyimpan data-data digital yang fungsinya sendiri tidak jauh dari fungsi kriptografi yang berguna untuk menyimpan mata uang kripto atau cryptocurrency.
Blockchain ini adalah sebuah rangkaian blok, dimana di setiap blok itu memiliki buku besar, dan di buku besar itu terdapat data-data digital berupa data, hash dan hash sebelumnya. Sedangkan hash ini berisi sidik jari ataupun tanda tangan sehingga informasi yang terdapat dalam hash ini akan tersimpan dan tidak akan bisa dirubah oleh siapapun. Oleh sebab itu teknologi blockchain ini umumnya digunakan pada sektor keuangan, yang bisa diakses siapapun tapi tingkat keamanannya yang tinggi tanpa perlu persetujuan dari pihak otoritas seperti bank.
Sifatnya yang terdesentralisasi membuat blockchain tidak akan bergantung pada apapun seperti otoritas eksternal. Sehingga proses desentralisasi ini membuat informasi yang berasal dari node jaringan tersebut valid. Dan setelah validasi berhasil, maka blok baru akan terbentuk, dan uniknya teknologi blockchain ini bisa menyimpan berbagai informasi dalam satu blok yang sama.
2. Dilema Keamanan blockchain dan Anonimitas Penggunanya
Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa tingkat keamanan blockchain sangat tinggi bahkan sulit dibobol oleh hacker sekalipun, hanya bisa menambahkan, namun tidak bisa diperbaiki. Dengan tingkat keamanan yang tinggi inilah banyak orang yang mulai beralih ke blockchain untuk melakukan transaksi. Namun anonimitas penggunanya membuat banyak pemerintah dari berbagai negara yang khawatir, misalnya penggunaan teknologi blockchain untuk pendanaan terorisme dan juga kejahatan di bidang keuangan.
Sebagai contoh, transaksi menggunakan teknologi blockchain tidak akan meninggalkan jejak berupa identitas pemilik maupun penerima cryptocurrency. Sehingga jika terjadi transfer cryptocurrency untuk pendanaan terorisme atau pencurian tidak akan bisa terlacak. Karena semua alamat cryptocurrency tersebut hanya berupa rangkaian huruf dan angka yang acak.
3. Bagaimana Cara Mendapatkan blockchain?
Sebenarnya blockchain itu teknologi yang digunakan untuk menghubungkan antar block dengan menggunakan teknologi kriptografi. Jadi secara sederhana bisa diartikan bahwa blockchain itu merupakan rantai antar blok, dan masing-masing blok itu menyimpan data secara digital. Lalu bagaimana cara mendapatkan blockchain?. Salah satu caranya yaitu melalui cryptocurrency. Cryptocurrency itu bernilai karena ada teknologi blockchain ada banyak sekali teknologi blockchain seperti Bitcoin, Ethereum, EOS, Tron dan masih banyak lagi. Dan untuk mendapatkannya anda bisa membelinya di exchanger atau melakukan penambangan dengan menggunakan kartu grafis. Teknologi blockchain ini memiliki 3 pilar utama yaitu decentralization, transparency dan immutability.
Desentralisasi merupakan layanan terpusat, sehingga semua transaksi yang ada tidak memerlukan pihak eksternal lainnya, sedangkan transparansi yaitu semua transaksi bisa ditunjukkan ke publik, hanya saja identitas pemilik yang menjadi privasi. Sedangkan immutability yaitu apapun yang sudah masuk dalam blockchain tidak akan bisa diperbaiki lagi, dirusak maupun diretas.
4. Legalitas Penggunaan Blockchain dan Cryptocurrency Lain di Indonesia
Penggunaan blockchain di Indonesia legal namun dengan catatan, hanya sebagai aset digital bukan sebagai alat bayar. Sebenarnya teknologi blockchain ini diciptakan untuk mempermudah transaksi dan juga biaya yang dikeluarkan sangat rendah jika dibandingkan dengan transaksi menggunakan bank. Selain aman blockchain juga lebih praktis. Namun blockchain dan cryptocurrency mempunyai ikatan yang kuat satu sama lain. Yang membuat mata uang kripto itu bernilai karena ada teknologi blockchain di dalamnya.
Dan sistem kerja blockchain itu pasti melibatkan mata uang kripto. Misalnya teknologi blockchain yang ada di bitcoin membuat bitcoin menjadi mata uang digital. Sehingga transfer uang antar negara itu jauh lebih cepat dan juga murah jika dibandingkan dengan bantuan bank. Selain itu, transfer melalui teknologi blockchain tidak perlu persetujuan pihak manapun karena teknologi desentralisasi yang dimilikinya. Jadi jika anda hanya ingin menggunakan cryptocurrency sebagai aset, tentu hal ini bisa dilakukan. Namun jika anda membayar belanjaan anda menggunakan mata uang kripto, hal ini tentu melanggar aturan. Jadi selama pemerintah belum mengizinkan mata uang kripto untuk pembayaran, sebaiknya kita menggunakan cryptocurrency hanya sebagai aset digital saja.