Tutorial

Mengenal 5 Jenis Rasio Profitabilitas

Memahami tentang profitabilitas dan juga beberapa jenis dari rasio profitabilitas yang bisa digunakan untuk membantu para investor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi.

Daftar isi

Definisi Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas atau profitabilitas rasio adalah rasio yang digunakan oleh para investor untuk melihat seberapa besar sebuah perusahaan bisa menghasilkan laba. Secara umum rasio profitabilitas terdiri dari 5 jenis. Dan untuk mengetahui tentang rasio profitabilitas ini, sebaiknya Anda membaca artikel ini sampai habis. Karena artikel ini akan membahas secara tuntas tentang rasio profitabilitas terdiri dari 5 jenis ini. Dan bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut dan melakukan diversifikasi saham dalam investasinya. 

Profitabilitas rasio ini digunakan sebagai alat ukur bagi seorang investor untuk menilai kemampuan sebuah perusahaan dalam mengelola keuangannya serta untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Profitabilitas rasio ini juga bisa mencerminkan kemampuan sebuah perusahaan untuk memanfaatkan aset ataupun modal yang mereka miliki atau mengelola aset atau modal yang mereka miliki untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.

Dan biasanya para calon investor tersebut akan membandingkan laporan keuangan dari tahun ke tahun untuk mengetahui besarnya profitabilitas rasio yang dimiliki oleh perusahaan dan juga menghitung current ratio perusahaan tersebut, semakin naik nilai profitabilitas rasio sebuah perusahaan dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola modalnya dengan baik dan membuktikan bahwa perusahaan tersebut semakin sehat dari tahun ke tahun.

Secara umum rasio profitabilitas bisa dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu rasio margin dan juga rasio pengembalian. Untuk lebih memahaminya mari kita bahas satu per satu kedua rasio profitabilitas tersebut, yaitu :

  • Rasio margin adalah rasio profitabilitas yang mencerminkan kemampuan sebuah perusahaan dalam mengubah penjualan untuk menjadi sebuah keuntungan yang ada pada suatu tingkat pengukuran tertentu.
  • Rasio pengembalian adalah rasio profitabilitas dimana untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengembalikan apa yang telah diberikan oleh para investor dan juga para pemegang saham. Untuk mengetahui cara menghitung return saham dapat dilihat disini.
Ilustrasi Tingkat Keuntungan Perusahaan
Ilustrasi Tingkat Keuntungan Perusahaan

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Setelah memahami tentang profitabilitas rasio, sekarang saatnya kita akan membahas tentang jenis-jenis profitabilitas rasio yang wajib diketahui oleh para investor sebelum memutuskan berinvestasi. Rasio profitabilitas terdiri dari 5 jenis yaitu :

1. Margin Laba Kotor

Margin dari laba kotor atau dalam bahasa Inggris yaitu Gross Profit Margin adalah besarnya persentase laba atau keuntungan yang berhasil diperoleh oleh sebuah perusahaan dari hasil penjualan sebelum dikurangi dengan pajak dan juga kewajiban-kewajiban perusahaan tersebut. Untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak bisa dilihat dari margin profit perusahaan tersebut. Dan profitabilitas rasio dari margin laba kotor ini sering digunakan oleh perusahaan untuk menghitung besarnya biaya produksi sehingga bisa ditentukan besarnya harga pokok penjualan produk yang dihasilkan tersebut. Untuk menghitung besarnya margin laba bersih bisa menggunakan rumus berikut ini:

Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%

2. ROI (Return On investment)

ROI atau Return on Investment menjadi salah satu jenis profitabilitas rasio yang juga digunakan oleh para investor. Dengan menghitung besarnya ROI maka investor tersebut akan mengetahui layak atau tidak untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut. ROI akan dihitung dari besarnya laba bersih suatu perusahaan setelah dikurangi dengan besarnya pajak dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Jadi ROI atau Return On Investment ini dipakai untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

Jadi ROI akan diketahui setelah dihitung, dan bagaimana cara perusahaan untuk menggunakan modal atau aset yang mereka miliki untuk menghasilkan laba penjualan yang sebesar-besarnya. Semakin besar profitabilitas rasio yang dihasilkan melalui ROI maka, maka semakin baik perusahaan tersebut. Karena tentunya perusahaan tersebut bisa menghasilkan keuntungan dan menyelesaikan kewajiban-kewajiban rutinnya. Untuk menghitung besarnya Return On Investment bisa menggunakan rumus dibawah ini :

ROI = ((Besarnya Laba Investasi – investasi Awal) / investasi) x 100%

3. Return On Capital Employed

Return On Capital Employed atau dikenal juga sebagai pengembalian modal yang digunakan menjadi salah satu jenis profitabilitas rasio yang juga sering digunakan oleh para investor untuk mengetahui layak atau tidak layak suatu perusahaan dijadikan tempat berinvestasi atau membeli saham perusahaan tersebut. Return On Capital Employed ini digunakan dengan cara mengukur besarnya keuntungan yang berhasil dicapai oleh perusahaan dari modal yang digunakan untuk mencapai keuntungan tersebut dalam bentuk persentase.

Modal yang dimaksud dalam perhitungan profitabilitas rasio dari Return On Capital Employed ini yaitu modal atau ekuitas perusahaan ditambah dengan kewajiban lancar perusahaan tersebut. Atau secara sederhana bisa dikatakan total aset yang dikurangi dengan total kewajiban lancar perusahaan tersebut. Nilai Return On Capital Employed ini menjadi cerminan efisiensi dalam memanfaatkan modal perusahaan. Untuk menghitung profitabilitas rasio melalui Return On Capital Employed bisa menggunakan rumus dibawah ini :

ROCE = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / (Jumlah Aset – Kewajiban)

4. Return On Sales Ratio

Return On Sales Ratio atau dalam bahasa Indonesia berarti rasio pengembalian penjualan adalah salah satu jenis profitabilitas rasio yang juga bisa digunakan untuk membantu Anda dalam mengambil keputusan investasi. Return On Sales Ratio ini adalah profitabilitas rasio yang memberikan informasi tentang besarnya tingkat keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan setelah menyelesaikan kewajiban atau membayar semua kewajiban terkait biaya-biaya variabel produksi contohnya biaya gaji, biaya bahan baku dan lain sebagainya sebelum dikurangi bunga dan juga pajak.

Besarnya tingkat keuntungan perusahaan akan nampak pada rasio profitabilitas ini atas penjualan yang dilakukan. Untuk menghitung rasio profitabilitas melalui Return On Sales Ratio ini Anda bisa menggunakan rumus dibawah ini :

Return On Sales = (Laba sebelum Bunga dan Pajak / Total Penjualan) x 100%

5. Net Profit Margin

Net Profit Margin atau dalam bahasa Indonesia merupakan margin laba bersih adalah salah satu dari 5 jenis rasio profitabilitas yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan dalam melakukan investasi. Rasio profitabilitas pada margin laba bersih ini dilakukan dengan melihat besarnya laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak dari hasil penjualan yang dilakukan perusahaan tersebut. Jadi dengan mengetahui besarnya rasio profitabilitas melalui margin laba bersih ini, maka Anda bisa menilai kesehatan perusahaan tersebut. 

Semakin besar margin laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan tersebut, maka semakin baik pula kinerja perusahaan itu. Namun perlu dipertimbangkan juga rasio profitabilitas melalui margin laba bersih dari perusahaan tersebut berdasarkan tahun-tahun sebelumnya. Jika laba yang dihasilkan semakin meningkat dari tahun ke tahun, maka bisa dipastikan bahwa perusahaan tersebut semakin layak untuk dijadikan tempat berinvestasi. Untuk menghitung Net Profit Margin bisa menggunakan rumus berikut ini :

Margin Laba Bersih = Laba Bersih Setelah Dikurangi Pajak : Penjualan

Ilustrasi Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas

Manfaat dan Tujuan Perhitungan Rasio Profitabilitas

Profitabilitas rasio tentu memiliki manfaat terutama bagi perusahaan dan juga pihak-pihak terkait yang akan menggunakannya seperti investor maupun kreditor. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diambil dari perhitungan rasio profitabilitas bagi pihak-pihak yang membutuhkannya yaitu:

  • Untuk mengetahui seberapa besar laba yang berhasil diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
  • Sebagai alat pembanding bagi perusahaan untuk membandingkan tingkat laba yang berhasil diperoleh dari tahun ke tahun.
  • Untuk mengetahui besarnya laba bersih yang berhasil dicapai perusahaan sebelum pajak.
  • Untuk mengetahui tingkat produktivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset atau modal perusahaan untuk mencapai laba setiap tahunnya.
  • Untuk mengetahui perkembangan laba yang berhasil dibukukan oleh perusahaan.

Selain manfaat dari rasio profitabilitas diatas, ada beberapa alasan mengapa banyak sekali orang yang memiliki kepentingan terhadap suatu perusahaan dan menghitung besarnya tingkat rasio profitabilitas dari perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa tujuan dari perusahaan dalam menghitung besarnya rasio profitabilitas yaitu:

  • Untuk menghitung besarnya laba yang berhasil diperoleh dalam satu periode tertentu oleh perusahaan.
  • Untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola aset dan modal yang dimilikinya, baik yang berasal dari pinjaman maupun modal asli perusahaan tersebut.
  • Menggunakan rasio profitabilitas untuk membandingkannya dengan periode yang lalu dengan tujuan sebagai barometer atau alat ukur kemajuan perusahaan dan manajemen perusahaan dalam mengelola aset yang mereka miliki.
  • Sebagai alat untuk menghitung besarnya laba bersih yang didapatkan perusahaan setelah dikurangi pajak.

Kelemahan Rasio Profitabilitas 

Meskipun rasio profitabilitas ini cukup membantu baik bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Namun Anda tidak bisa mengambil keputusan hanya dengan mengandalkan besarnya nilai rasio profitabilitas sebuah perusahaan. Karena ada banyak sekali faktor-faktor yang lain yang harus dikombinasikan sehingga bisa ditarik kesimpulan yang bisa dianggap yang terbaik. Meskipun saat ini rasio profitabilitas bisa dijadikan sebagai alat untuk mengukur performa sebuah perusahaan, namun ada beberapa kelemahan dari rasio profitabilitas ini yaitu:

  • Rasio profitabilitas tidak bisa dihitung jika data yang diperlukan tidak mencukupi.
  • Adanya perbedaan dasar pada standar akuntansi yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan.
  • Perusahaan bisa saja melakukan window dressing untuk menarik para investor sehingga performa saham perusahaan tersebut nampak menarik meskipun fakta yang sebenarnya tidak seperti itu.
  • Terdapat keterbatasan teknik untuk menghitung rasio profitabilitas ini.

Meskipun memiliki beberapa kelemahan seperti sudah dipaparkan di atas, namun untuk menghitung besarnya laba sebuah perusahaan masih bisa menggunakan rasio profitabilitas ini dan angka yang dihasilkan bisa dikatakan valid, namun tetap harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan dalam menghitung rasio profitabilitas ini. Artinya untuk mendapatkan nilai rasio profitabilitas yang valid, data pendukung untuk menghitung nilai rasio profitabilitas ini juga harus lengkap.

Contoh Kasus Dalam Menghitung rasio Profitabilitas

1. Margin laba kotor.

Sebuah perusahaan A memiliki laba kotor sebesar Rp.350.000.000 dengan total pendapatan yang mereka terima adalah sebesar Rp.500.000.000 maka besarnya margin laba kotor perusahaan tersebut adalah :

Rumus : 

Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%

= (Rp.350.000.000 / Rp.500.000.000) x 100%

= 70%

2. Return On Investment (ROI)

Perusahaan PT. Cemerlang berhasil mendapatkan keuntungan sebesar Rp.500.000.000 dari hasil penjualan produknya. Sementara laba investasi Rp.100.000.000 dengan investasi awal sebesar Rp.400.000.000 maka besarnya ROI perusahaan tersebut adalah :

Rumus : 

ROI = ((Besarnya Laba Investasi – investasi Awal) / investasi) x 100%

= (Rp.500.000.000 – Rp.400.000.000) / Rp.400.000.000) x 100%

= 25%

3. Return On Capital Employed

Sebuah perusahaan memiliki laba sebelum pajak dan juga bunga sebesar Rp.100.000.000 sementara jumlah aset yang dimiliki sebesar Rp.300.000.000 dan kewajiban sebesar Rp.50.000.000 maka besar ROCE perusahaan tersebut adalah :

Rumus :

ROCE = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / (Jumlah Aset – Kewajiban)

= Rp.100.000.000 / (Rp.300.000.000 – Rp.50.000.000)

= 40%

4. Return On Sales Ratio

PT Citra Gemilang mendapatkan laba sebelum pajak dan juga bunga sebesar Rp.100.000.000 sementara total penjualannya sebesar Rp.600.000.000 maka besarnya Sales On Ratio perusahaan tersebut adalah :

Rumus :

Return On Sales = (Laba sebelum Bunga dan Pajak / Total Penjualan) x 100%

= (Rp.100.000.000 / Rp.600.000.000) x 100%

= 16,6%

5. Net Profit Margin

PT. Kirana memperoleh laba bersih sebesar Rp.200.000.000 dan penjualan bersih sebesar Rp.800.000.000 maka besarnya margin laba bersih perusahaan tersebut adalah:

Rumus :

Margin Laba Bersih = Laba Bersih Setelah Dikurangi Pajak : Penjualan

= Rp.200.000.000 : Rp.800.000.000 = 25%

Sulastri

Saya lahir di sebuah kota kecil di Sumatera Selatan. Saya sangat suka belajar & membaca buku. di tahun 2009 saya lulus dari sebuah Universitas swasta di Jakarta dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Setelah lulus saya berkarir di sebuah broker forex lokal selama beberapa bulan kemudian beralih ke sebuah perusahaan manajemen aset di Jakarta. Berkarir di bidang keuangan khususnya forex selama lebih dari 7 tahun dan cryptocurrency lebih dari 4 tahun. Saya sangat tertarik dengan dunia keuangan & investasi dan hal itu membuat saya ingin berbagi informasi yang berkaitan dengan bisnis, keuangan dan juga investasi melalui sebuah tulisan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button